
Industri peternakan unggas di Indonesia tidak terlepas dari adanya permasalahan yang dihadapi baik dari sisi manajemen maupun kesehatan unggas. Permasalahan kesehatan unggas seringkali tidak dapat langsung didiagnosa dan diselesaikan di lapangan. Uji laboratorium sangat dibutuhkan untuk mendukung diagnosa dan ketepatan penentuan langkah penanggulangan penyakit. Apabila langkah penanggulangan yang diambil tepat sasaran, maka kasus penyakit akan lebih mudah diatasi. Selain itu uji laboratorium juga dapat digunakan untuk memantau titer antibodi hasil vaksinasi dan paparan virus lapang sehingga langkah preventif penyakit juga dapat dilakukan lebih cepat.
Uji laboratorium yang sering dilakukan untuk membantu diagnosa lapang dan monitoring titer antibodi adalah uji serologi. Uji serologi merupakan uji titer antibodi dengan menggunakan serum sebagai sampelnya. Pengujian titer antibodi terhadap virus lapang yang memiliki protein Hemaglutinasi dapat dengan metode uji Hemaglutinasi Inhibisi (HI) sedangkan terhadap virus lapang yang tidak memiliki protein Hemaglutinasi dapat dengan metode uji Enzym Linked Immunosorbent Assay ( ELISA ).
1. Haemaglutinasi Inhibition ( HI )
Uji HI adalah salah satu metode uji serologi yang prinsip kerjanya aglutinasi atau menggumpalkan sel darah merah. Aglutinasi sel darah merah dapat terjadi karena virus memiliki protein Hemaglutinain. Pengujian ini dilakukan untuk tipe virus tertentu seperti Paramyxovirus (ND), Adenovirus (EDS) dan orthomyxovirus (AI).2.
2. Enzym Linked Immunosorbent Assay ( ELISA ).
Uji ELISA menggunakan mikroplate khusus yang pada dasar platenya ditempelkan antigen virus tertentu. Oleh karena itu, jenis uji tidak terbatas pada virus yang memiliki Protein Hemaglutinasi. Umumnya metode ini digunakan untuk mendeteksi virus IB dan IBD. Elisa juga banyak digunakan untuk uji maternal antibodi dalam rangka penentuan program vaksinasi IBD
Hasil dari uji HI dan ELISA dapat menggambarkan titer antibodi ayam yang dapat digunakan untuk melihat status kesehatan ayam, monitoring paparan lapang, kasus penyakit, keseragaman hasil vaksinasi, dan jadwal vaksinasi yang tepat. Dengan berbagai data yang diperoleh dari uji serologi ini maka penanganan kasus penyakit unggas di lapangan akan dapat dilakukan dengan lebih baik.
