Bahasa
Karakteristik Virus Egg Drop Syndrome Isolat Medan
Savac ND IB EDS K, Sanavac ND EDS
07 June 2021

Egg Drop Syndrome (EDS) merupakan penyakit unggas yang ditandai dengan penurunan produksi telur hingga 40% dengan penurunan kualitas telur. Di Indonesia, EDS secara strategis merupakan penyakit menular yang harus diberantas. Hingga saat ini, vaksinasi pada ayam petelur telah dilakukan namun kasus EBS masih ditemukan. Penelitian ini bekerja sama dengan PT Sanbio Laboratories (produsen vaksin Unggas di Bogor) yang bertujuan untuk menyiapkan vaksin EDS dari seed lokal terisolasi. Sampel isolat dikumpulkan dari sepuluh peternakan ayam petelur dengan tanda-tanda penurunan produksi dan kualitas telur seperti bentuk tidak merata dan penipisan kulit telur. Isolasi virus dilakukan pada telur itik berembrio pada umur 11 hari melalui ruang alantois. Telur itik yang berembrio kemudian diinkubasi selama 3 hari dalam inkubator pada suhu 370C dan diamati setiap hari. Pada hari ketiga, telur dikeluarkan dari inkubator kemudian dimasukkan ke dalam cooler semalaman. Cairan allantoic dipanen pada hari ketiga pasca inokulasi; diidentifikasi dengan uji haemaglutinasi dan Polymerase Chain Reaction (PCR). Enam isolat teridentifikasi positif virus EDS. Satu isolat dipilih; yang merupakan isolat EDS Medan, dengan titer paling tinggi serta karakterisasi yang baik. Kandungan virus dihitung dengan rumus Reed dan Muench dan dinyatakan dalam satuan Egg Lethal Dose 50 (ELD50). Hasil penelitian menunjukkan titer isolat virus Medan EDS setelah pasase kedua adalah 1012 HA Unit, dengan kandungan virus 10 pangkat 9,5 EID50, produk dasar panjang PCR yang berhasil diamplifikasi yaitu 500bp. Oleh karena itu isolat Medan direkomendasikan calon benih vaksin EDS.

Penelitian ini sudah di terbitkan pada jurnal internasional Veterinary World. Lebih lengkapnya dapat dilihat di: http://www.veterinaryworld.org/Vol.11/November-2018/18.html